BAB I
Sejarah Desa Tunjung
ASAL MULA NAMA DESA TUNJUNG
DAN DUSUN-DUSUN YANG LAIN
Konon ada
seorang pertapa dari daerah Banyuwangi, menyampaikan kepada sesepuh desa bahwa
sebelum nama desa ini sekarang Tunjung, dulunya adalah Tanjung yang mana nama
Tanjung diambil dari nama Pedanyangan (tempat warga mempercayainya sebagai
tempat asal usul) yaitu Tanjung Seto, keberadaan tempat tersebut sampai
sekarang dipercaya oleh sebagian orang merupakan tempat keberuntungan, maka
pada setiap malam jum’at legi banyak warga yang membawa makanan istilah orang
awam kauman, kepercayaan tersebut bahkan melekat baik yang mengerti agama juga
yang tabu tentang keagamaan, tempat pedanyangan tersebut tepat berada di Dusun
Tunjung bahkan nama Tunjung dibuat nama Desa. Pernah dalam suatu periode
rumah Kepala Desa berada di dusun
tersebut tetapi hanya 45 hari sudah tidak mampu memimpin. Diambil dari nama
tempat maka Dusun tersebut dinamakan Dusun Tunjung.
ASAL MULA DUSUN KUTUK (Sekar Tanjung)
Pada Dusun tersebut terdapat
sebuah sumber air dimana sumber tersebut dinamakan sumber Kutuk karena dahulu
kala sumber tersebut dikenal sangat angker setiap malam Jum’at legi sumber
tersebut airnya berwarna merah dan ada penampakan ditempat tersebut menyerupai
ikan seperti ikan lele tapi tidak bertaring berwarna putih orang mengenalnya
ikan Kutuk putih, bahkan tempat tersebut sampai sekarang masih terlihat angker
pernah (penulis) menyaksikan dengan jelas sekira jam 10 siang ketepan kemarau
panjang tiba-tiba air keruh datang dengan waktu bersamaan didalam tempat
timbunan air ada seekor ular hitam buntung muncul anehnya setelah ular tersebut
kembali entah kemana air tersebut kembali seperti semula mengalir kecil dan
bening, ternyata ada beberapa orang yang menyaksikan fenomena tersebut dengan
menyebutnya banjir buntung, maka dengan cerita tersebut dusun ini dinamakan
Dusun Kutuk, sampai saat ini wilayah tersebut digunakan sebagai tempat
Pemerintahan Desa, dimana dengan keberadaan tempat pemerintahan kepemimpinan
secara Turun temurun terjadi sampai derajat ke 5 (lima) bahkan sampai sekarang.
Di Dusun
tersebut terdapat pohon yang dinamakan pohon Mbulu yang berumur ratusan bahkan
mungkin bisa ribuan tahun sekarang masih terlihat keangkeran didalamnya
berbentuk seperti meja yang keberadaannya selalu bersih, menurut cerita orang
tua tempat tersebut sering digunakan untuk tempat bertapa jadi apa bila dilihat
dari kasat mata atau orang berkemapuan ilmu tinggi dapat dilihat ada seorang
bertapa ditempat tersebut, anehnya sepajang tahun dan jaman kayu tersebut
sekalipun keberadaannya sangat tinggi,terkena angin dan hujan sangat lebat
tidak pernah ada patahan jatuh, karena menurut mistik cerita apabila ada dahan
pohon yang jatuh atau patah dipercaya terjadi sesuatu di wilayah Desa, ini
pernah dibuktikan dengan adanta pohon yang patah dan jatuh terjadi kemarau
cukup panjang, masyarakat kesulitan mencari sumber makanan.
ASAL MULA DUSUN
SABRANG (Mulyo Rejo)
Keberadaan
dusun tersebut tepat ditengah konon dusun tersebut merupakan dusun tempat
penyeberangan makhluk halus yaitu seekor Harimau Putih, Harimau tersebut berada
di Pedanyangan yaitu di Dusun Tunjung, untuk menuju suatu tempat harimau
melewati Dusun sabrang sebagai penyeberangan untuk sampai ke Antrukan Pawon
kertowono yang sampai saat ini dikenal masih terlihat angker berhawa magis,oleh
karena dusun tersebut digunakan sebagai penyebrangan, maka dinamakan Dusun
Sabrang..
ASAL MULA DUSUN JAJANG (Sido Mulyo)
Posisi dusun
tersebut berada di sebelah barat keberadaan paling tinggi dibanding Dusun dusun
yang lain disitu tanaman tumbuh sangat bagus dari ketinggian dan kultur tanah
memadahi jadi segalam macam tanaman bisa tumbuh, pada suatu wilayah tumbuh
serumpun bambu Jajang yang sangat lebat terkenal angker dulu ditempat tersebut
sering muncul berbagai bentuk penampakan sehingga tempat tersebut dipercaya
sebagai tempat keramat, konon tempat tersebut merupakan tempat keramat yang
dipercaya untuk menurunkan hujan bukti fisik sekarang bisa dilihat dari batu
nisan, yang bertuliskan jaman dulu bahkan sumber cerita(Pak Suparman ) tidak
bisa mengartikan tulisan tersebut, setiap penduduk yang akan melaksanakan
hajatan membawa waranggono beserta perangkat gamelan ketempat tersebut diikuti
dengan Jodang (kotak kayu besar) berisikan bermacamam-macam jenis kue dan
buah-buahan, bahkan pernah dalam suatu hari yang namanya Pak Satram alm.
membuang batu nisan ternyata tak berapa lama batu nisan tersebut kembali dengan
sendirinya ketempat semula. Oleh karena didaerah seputaran Nisan tersebut
banyak tumbuh rumpun bambu Jajang maka dusun tersebut dinamakan Dusun Jajang.
(cerita ini bersumber dari Pak Suparman seorang tokoh masyarakat yang
sangat disegani dan menyimpan cerita-cerita mistik tentang keberadaan Desa,
karena beliau pernah memimpin Desa ini selama 16 tahun, bahkan dikala itu
sumber cerita yang lain masih ada, saya (penulis) beruntung masih bisa mengurai
cerita ini dari beliau)
0 komentar:
Posting Komentar